Pada artikel kali ini akan membahas tentang pekit kista epirdemoid mulai dari penyebab, gejala dan pengobatannya. Kista epidermoid adalah benjolan di bawah kulit yang tidak bersifat kanker. Kista ini dapat muncul di bagian kulit mana pun, tetapi lebih sering muncul di wajah, leher, kepala, punggung, dan area kelamin.
Secara fisik, kista epidermoid berwarna kuning kecokelatan dan berisi cairan kental yang berbau. Kista ini bisa berukuran sebesar kelereng hingga sebesar bola pingpong.
Penyebab Kista Epidermoid
Berdasarkan sumber terpercaya, kista epidermoid memiliki dua bagian, yakni bagian pelapis dan isinya. Bagian pelapis kista epidermoid merupakan sel terluar kulit yang masuk ke dalam dan menumpuk di bawah kulit. Sel kulit ini kemudian memproduksi keratin yang merupakan protein untuk menguatkan serta mendukung elastisitas kulit.
Keratin kemudian akan mengisi bagian dalam kista epidermoid dan menumpuk sehingga membuatnya terlihat benjol. Ketika kista epidermoid dipencet, maka keratin akan keluar dan biasanya memiliki warna kekuningan serta bau yang tidak sedap.
Kondisi ini disebabkan oleh perkembangan sel yang tidak sempurna, baik karena adanya kerusakan folikel rambut atau kelenjar minyak di dalam tubuh. Meskipun kista epidermoid bisa dialami oleh siapa saja, namun ada beberapa faktor yang meningkatkan risikonya, seperti: Sedang mengalami masa pubertas Memiliki kondisi medis yang langka, seperti sindrom Gardner Memiliki luka yang menyebabkan kulit cacat, seperti luka bekas operasi Meskipun penyebabnya beragam, umumnya akan muncul ketika terdapat iritasi, cedera, atau luka pada kulit.
Gejala Kista Epidermoid
Gejalanya adalah munculnya benjolan di bawah kulit pada salah satu bagian tubuh, misalnya pada pergelangan tangan. Benjolan ini memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
Berukuran sebesar kelereng hingga sebesar bola pingpong
Biasanya muncul di daerah wajah, tubuh bagian atas, atau leher
Tampak komedo hitam pada puncak benjolan
Area di sekitar kista menjadi kemerahan dan bengkak bila mengalami peradangan atau infeksi
Keluar cairan kental berwarna kuning yang berbau tidak sedap bila kista pecah
Cara Pengobatan
Pengobatan yang paling efektif adalah pengambilan kista melalui pembedahan. Prosedurnya melalui suntikan bius lokal, sayatan pada kulit, dan pengangkatan kista.Jika ada peradangan sekitarnya, operasi ditunda dan akan diberikan salep antiradang terlebih dahulu. Efek samping tindakan pembedahan antara lain kemungkinan terjadinya infeksi dan perdarahan juga kemungkinan timbul bekas luka.
Setelah operasi lakukan, hindari olahraga kontak dan aktivitas berat. Jahitan dapat lepas dalam 7-10 hari. Bekas operasi biasanya memakan waktu 8 minggu untuk mencapai 80 persen kekuatan kulit asli. Bekas luka obati 6-12 bulan setelah operasi. Pada saat perawatan luka setelah operasi, usahakan agar luka tetap kering. Konsumsi makanan yang mengandung protein agar untuk menunjang jaringan baru agar cepat terbentuk.
Luka perlu bersihkan dengan cairan salin normal (seperti cairan infus atau air bersih) dan gunakan antiseptik yang mengandung iodine. Luka bersihkan secara teratur jika kotor atau basah. Selain pembedahan, pengobatan lakukan dengan cara injeksi suntikan kortikosteroid ke dalam kista untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri. Penggunaan laser juga dapat lakukan untuk menghilangkan kista yang terinfeksi.