Holcim Di Gugat Oleh Warga Pulau Pari, Menuntut Agar Bertanggung Jawab Atas Perubahan Cuaca

Holcim Di Gugat

Holcim Di Gugat Oleh Warga Pulau Pari, Menuntut Agar Bertanggung Jawab Atas Perubahan Cuaca

Holcim Di Gugat

BERITAGUE.COM — Industri Semen PT. Holcim di gugat oleh warga Pulau Pari. Yang dalam gugatannya mereka menuntut PT. Holcim untuk mengurangi emisi gas yang di hasilkan oleh efek dari rumah kacanya. Mereka mempertanyakan sejauh mana tanggung jawab dari Holcim sebagai pemimpin pasar industri semen di dunia yang berkontribusi signifikan terhadap perubahn iklim. Gugatan ini diduga karena kontribusi PT. Holcim terhadap perubahan iklim yang bisa mengancam pulau tersebut termasuk warga penghuni pulau Pari.

PT. Holcim di nilai warga pulau pari sebagai salah satu perusahaan yang menyumbang emisi gas tertinggi secara global dari semen yang di produksinya. Menurut Kepala Divisi Kajian Hukum Lingkungan Eksekutif Nasional Walhi, Dewi dalam wawancaranya dengan wartawan. Beliau mengatakan, bahwa Dampak yang di akibatkan oleh emisi gas rumah kaca yang kini di hadapi oleh warga kepulauan Pari sangat terasa. Perubahan iklim yang tinggi ini menyebabkan naiknya permukaan air laut dan gelombang tinggi. Bahkan cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan banjir juga mengancam pulau – pulau kecil dan daerah yang berada dekat pesisir pantai.

Menurut Dewi, Holcim wajib menanggung biaya yang di timbulkan oleh perubahan iklim dengan tindakan mitigasi ini untuk pulau pari. Beliau juga menambahkan untuk malakukan penanaman bakau sebagai cara alami untuk menahan banjir yang di akibatkan oleh tingginya permukaan air laut akibat perubahan iklim ini.

Kesulitan Untuk Berlayar

Seorang nelayan menambahkan, kondisi cuaca yang sangat sulit di tebak ini membuatnya kesulitan untuk menangkap ikan. Bahkan beberapa ikan yang biasa di tangkap menjadi sangat jarang untuk di temukan. Karena kejadian ini, kondisi pendapatan mereka pun menjadi semakin berkurang. Hal ini sangat di rasakan mengingat beberapa tahun lalu, yang mana mereka dapat dengan mudah menebak dan memprediksi cuaca sebelum mereka berangkat untuk melaut.

Namun Kondisi saat ini yang terjadi sangat merugikan mereka para nelayan karena perubahan cuaca yang tidak menentu ini. perubahan ini membuat para nelayan yang sudah berangkat melaut dan harus kembali karena keadaan di tengah laut tersebut yang secara tiba – tiba cuaca menjadi buruk. Ia menambahkan jika terus seperti ini mereka yang berprofesi sebagai nelayan tidak akan dapat berlayar kembali.

Bukan hanya di laut, bahkan mereka takut dan terancam Pulau pari akan segera menenggelamkan pulau ini jika air laut terus naik. Pasalnya pada tahun 2019 dan juga 2020, Pulau Pari pernah mengalami banjir Rob. Akibat dari Krisis Iklim ini, Warga Pulau Pari dan sekitarnya harus selalu waspada dengan cuaca buruk.

Bahkan beberapa Air Sumur yang biasa gunakan sehari – hari sudah tidak bisa di gunakan lagi karena sudah tercemar dengan air laut. Dan setiap tahunnya para warga harus meninggikan rumah mereka.

Artikel yang disarankan: Pengrajin Tahu Tempe Bersedia Membeli Kedelai Lokal Dan Siap Mendukung Program Yang Di Canangkan Oleh Pemerintah